KAMI AKAN SELALU MEMBERIKAN ANDA POSTINGAN TERBARU SETIAP SAATNYA, DAN MEMBERIKAN YANG TERBAIK UNTUK ANDA

Senin, 20 Desember 2010

Jangan Benci Upin dan Ipin, Mereka Kan Masih Kecil?!


“Wahai rakyat Indonesia sebangsa dan setanah air. Kita boleh marah kepada Malaysia, tapi jangan membenci Ipin dan Upin. Kasihan, mereka kan masih kecil.”

( Pidato dari Presiden RI )

Kalimat pidato diatas adalah kiriman dari salah seorang temanku melalui BBM, tentu saja temanku bukan seorang presiden, hanya seorang warga biasa penggemar serial Upin dan Ipin, yang ikut gemas melihat respons pemimpin kita terhadap masalah Indo – Malay ini.
Pertama kali baca BBM dari temanku ini ada beberapa reaksi spontan dariku :


1) Senyum Sendiri

Setelah membaca langsung senyum, ada-ada aja ya orang bikin kata-kata. Tapi kiriman BBM yang tepat pada waktunya, lagi kepanasan sambil jengkel sama orang, pas banget ada yang lucu, jadi senyum, adem deh.

2) Update status FB

Saat aku tersenyum hati pun menjadi adem, aku ingin orang lain pun tersenyum, jadi langsungupdate deh status FB dengan pidato tentang Upin dan Ipin ini. Berbagi senyum itu lebih baik bukan? Ayo senyum sekarang ! hihi….

3) Merenung Sejenak

Kata-kata “kasihan, mereka kan masih kecil” ini membuat aku merenung sejenak.

Kecenderungan masyarakat pada umumnya adalah membiarkan sebuah kesalahan apabila kesalahan tersebut dilakukan oleh seorang anak kecil.

Contoh : Apabila ada seorang anak kecil yang berceloteh agak kurang sopan terhadap orang yang lebih tua, bukannya diberitahu bahwa itu salah dan tidak sopan malah biasanya dianggap lucu. Cenderung “dimaafkan” dan selalu dibilang “tidak apa-apa, kan masih kecil?”.

Ini adalah sesuatu yang salah menurutku. Justru mulai dari sejak masa kanak-kanak lah anak diberikan batasan yang tegas tentang mana yang salah dan mana yang benar.

Sesuatu yang ditanamkan sejak dari kecil itu akan terbawa terus sampai anak tersebut beranjak dewasa nantinya.

Apabila kita kembalikan kembali ke topik tentang Indo dan Malay, apakah Malay masih dianggap “anak kecil” oleh Indo sehingga tindakan dia yang tergolong kurang ajar dan tidak sopan terhadap Indo bisa “dimaafkan” begitu saja dan tidak diberitahukan ke dia kalau itu salah?

Entahlah… Aku tidak tahu…

Yang aku tahu cuma satu, harus tegas dalam bertindak sesuai dengan batasan mana yang benar dan mana yang salah.

Itu prinsip dasar dalam mendidik anak yang telah aku terapkan sewaktu dulu menjadi guru di sekolah.

*kira-kira tulisan ini sesuai masuk kategori humor tidak ya? hahaha… duh pengen bisa nulis humor jadinya kok hancur gini…. hihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar